Bekerja sesuai dengan passion kita dan meraih bayaran yang lumayan tinggi merupakan impian tiap-tiap orang. Terlebih sekarang bekerja bukan cuma mereka yang berkunjung berasal dari jam 8 pagi – 5 sore, duduk di belakang meja kerja dengan jas dan semua tumpukan berkas yang wajib diselesaikan. Sekarang siapapun, dimanapun dan kapanpun seseorang sanggup bekerja.
Bahkan sanggup dibilang mereka pun tidak keluar berkunjung ke sebuah kantor untuk bekerja. Cukup di rumah atau sesekali di cafe dengan laptop mereka.
Nah, pekerjaa layaknya ini sering disebut dengan kerja remote atau nomaden. Dimana ia sanggup bekerja dimanapun dan kapanpun ia bisa. Dengan satu tujuan yang sama, satu tujuan yang serupa tetapi dengan langkah yang berbeda dengan kerja freelance online. Perbedaan inilah yang sering kadang membawa sudut pandang lain bagi orang yang tidak mengenalnya. Beberapa tambah menaruh pandangan negatif kepada para pekerja remote ini. Seperti apa saja sih pandangan mereka tentang para pekerja remote ini?
1. Tidak punyai pekerjaan tetap
Bekerja dengan selagi dan tempat yang fleksibel. Sesekali ia bekerja di hari libur. Ada saja pendapat atau pandangan orang yang sedikit negatif tentang para pekerja remote ini. Dimana brand pun dinilai tidak punyai pekerjaan tetap. Entah apa yang menjadi basic label tersebut. Sebab jika dlihat berasal dari busana yang digunakan, di mana para pekerja selamanya adalah yang berseragam atau berdasi. Maka para pekerja remote ini tentu tidak masuk ke di dalam kriteria.
Dimana mereka bekerja kapan saja tanpa ada keputusan pakaian. Tidak berseragam, tidak pula berdasi. Bisa saja mereka bekerja cuma dengan T-Shirt dan celana pendek. Bisa terhitung mereka bekerja dengan busana santai ala turis berlibur di pantai. Tapi bukan berarti mereka tidak punyai pekerjaan tetap. Mereka selamanya sanggup bekerja berasal dari manapun dengan style atau fashion model apapun. Tanpa wajib bingung memikirkan model apa asalkan tugas dan tanggungjawab sanggup selesai.
2. Lebih banyak selagi luang
Meski kini banyak coworking space yang disediakan bagi para pekerja remote. Dimana mereka sanggup bekerja, bahkan di di dalam rumah, di di dalam kamar saja mereka sanggup merampungkan tujuan yang sudah ditetapkan. Lalu apa mereka tak memerlukan diskusi atau meeting dengan tim? Tentu saja mereka melakukannya. Dengan kemajuan teknologi yang selagi ini tambah canggih, bukan tidak bisa saja kantor pusat yang berada di luar negeri pun sanggup serasa di depan mata.
Seolah punyai selagi luang yang benar-benar banyak, mereka bebas bekerja di selagi yang mereka inginkan. Bahkan sanggup menjadi mereka bekerja di sata orang lain beristirahat. Mereka seolah pengangguran yang tidak jalankan apapun di pagi sampai sore hari. Namun mereka nyatanya terhitung bekerja di malam hari. Tetap dengan taret yang wajib diselesaikan.
3. Pekerjaan ringan tetapi banyak uang
Tak wajib banyak alat, lumayan laptop dan sebagian perlengkapannya, para pekerja remote ini sanggup bekerja. Duduk saja di cafe dengan wifi yang disediakan. Atau memilih membawa laptop ke tempat liburan. Mereka selamanya sanggup bekerja. Tak ada ikatan wajib bekerja dengan duduk atau berdiri.
Beberapa orang terhitung banyak yang keliru paham, selagi mereka memandang para pekerja yang seolah pengangguran ini banyak uang. Mereka selamanya sanggup mencukupi kebutuhan meski tidak bekerja di kantoran. Terlihat benar-benar santai tetapi terhitung banyak uang. Apa benar layaknya itu?
4. Bisa berlibur kapan saja
Tak ada ikatan selagi dan tempat selagi bekerja. Sehingga ia pun sanggup bekerja dengan berlibur. Ia sanggup pergi kapan saja dan kemana saja, asal laptop tak dulu tertinggal. Hal inilah yang menjadi impian bagi semua orang. Bekerja dan berlibur tetapi selamanya meraih gaji tetap.
Meski begitu, masyarakat banyak memandang bagaimana mereka sanggup berlibur kapan saja tanpa kuatir terikat selagi untuk lagi bekerja. Banyak yang mengira mereka tidak bekerja dan cuma hura-hura. Tapi nyatanya para pekerja remote ini tetaplah wajib merampungkan tugas mereka dengan freelancer indonesia.
5. Sulit berkembang
Tak punyai ke kantor, jarang bersua orang lain, banyak yang berpendapat mereka terhitung sulit berkembang. Mereka cuma bekerja sesuai dengan permintaan tetapi tak punyai posisi atau jabatan yang menjanjikan. Yang mereka kejar cuma gaji untuk menghidupi jaman kini. Bukan kesejahteraan di jaman mendatang.
Tapi bukan layaknya itu kenyataannya. Mereka pun selamanya sanggup berkembang dengan langkah mereka sendiri. Mereka selamanya punyai impian dan cita-cita yang sedang diperjuangkan. Mereka tak dulu berhenti melacak ilmu dan mengembangkan skill yang dimiliki. Bekerja remote sebetulnya bukan tentang jabatan atau posisi yang tinggi. Tapi tentang kepuasan batin tentang ilmu dan pengalaman yang tidak berbatas.